Perempuan-Perempuan yang Merebut Malam
Estu Fanani - www.konde.co
Konde.co, Jakarta - Perempuan dan laki-laki berkumpul bersama, berbincang tentang malam. Milik siapa malam? Apa arti malam bagimu? Apa pengalamanmu tentang malam? Inilah kami, perempuan-perempuan yang merebut malam.
One Bilione Raising (OBR) --kumpulan perempuan dan laki-laki muda yang membangun gerakan menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan-- mengajak semua bergabung dalam Reclaim the Night dan membawa aktivitasnya dan kreativitasnya di ruang publik pada malam 8 Maret 2016 pukul 19.00 di Taman Suropati, Jakarta Pusat.
Puisi, nyanyian dan berbagi cerita tentang malam serta pengetahuan tentang sejarah Hari Perempuan Sedunia dan refleksi terhadap gerakan perempuan Indonesia dari sekitar 40 peserta mengisi Reclaim the Night malam itu.
"Malam itu bagi saya mempunyai makna luas, didalamnya ada stigma, kontrol dan kekerasan terhadap perempuan", ujar Dhyta ketika berbagi pengalaman tentang malam. Peserta lain mendengarkan dengan empati dan melanjutkan berbagi pengalaman pertama kali keluar malam. Ada Ucu yang berbagi pengalaman pertama kali keluar malam hari di Jakarta. Cahaya dan kekerasan terhadap anak perempuan di stasiun Gambir adalah pengalaman yang selalu dia ingat. Malam adalah menyenangkan karena cahaya dan sekaligus belenggu bagi kehidupan orang-orang yang hidup beratap langit. Ada Eqy yang mengungkapkan bahwa malam bagi dia adalah nightmare. Dan malam yang bera
Itulah mengapa kami ingin merebut malam, membuang rasa takut akan malam, mengubah stigma malam yang negatif bagi perempuan, dan memunculkan keberanian bahwa malam hari itu aman juga bagi kami perempuan untuk beraktivitas dan berkreativitas di malam hari.
Kegiatan Reclaim the Night ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Perempuan Sedunia, setelah siangnya ada aksi massa long march dengan rute Bundaran Patung Kuda di Medan Merdeka Barat menuju depan Istana Negara di Medan Merdeka Utara oleh berbagai kelompok perempuan dan buruh.
Hal yang ironis terjadi di tengah kegiatan, ketika seorang satpam mendatangi kami dan mencoba melarang kami berkumpul dengan mengatakan bahwa jika berkumpul lebih dari 10 orang harus ada ijin. Padahal Taman Suropati adalah tempat publik dan tempat berkegiatan. Dan sejauh kami tahu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta justru sedang mencanangkan gerakan Ayo ke Taman pada Oktober 2015.
Kegiatan tetap berlanjut, sebagian peserta berdiskusi berbagi cerita dan sebagian lain bermain dan bersendagurau. Tuturan singkat tentang sejarah gerakan perempuan dari Dolorosa Sinaga dan Yayak Yatmaka menutup kegiatan Reclaim the Night.
"Kita sudah merebut malam ini dan merayakannya dengan puisi, nyanyian, cerita, permainan dan pengetahuan," tutur Evy sembari menutup kegiatan Reclaim the Night.
Mari kita rebut kembali malam-malam berikutnya dengan diskusi dan berbagi pengetahuan yang lain.
Konde.co, Jakarta - Perempuan dan laki-laki berkumpul bersama, berbincang tentang malam. Milik siapa malam? Apa arti malam bagimu? Apa pengalamanmu tentang malam? Inilah kami, perempuan-perempuan yang merebut malam.
One Bilione Raising (OBR) --kumpulan perempuan dan laki-laki muda yang membangun gerakan menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan-- mengajak semua bergabung dalam Reclaim the Night dan membawa aktivitasnya dan kreativitasnya di ruang publik pada malam 8 Maret 2016 pukul 19.00 di Taman Suropati, Jakarta Pusat.
Puisi, nyanyian dan berbagi cerita tentang malam serta pengetahuan tentang sejarah Hari Perempuan Sedunia dan refleksi terhadap gerakan perempuan Indonesia dari sekitar 40 peserta mengisi Reclaim the Night malam itu.
"Malam itu bagi saya mempunyai makna luas, didalamnya ada stigma, kontrol dan kekerasan terhadap perempuan", ujar Dhyta ketika berbagi pengalaman tentang malam. Peserta lain mendengarkan dengan empati dan melanjutkan berbagi pengalaman pertama kali keluar malam. Ada Ucu yang berbagi pengalaman pertama kali keluar malam hari di Jakarta. Cahaya dan kekerasan terhadap anak perempuan di stasiun Gambir adalah pengalaman yang selalu dia ingat. Malam adalah menyenangkan karena cahaya dan sekaligus belenggu bagi kehidupan orang-orang yang hidup beratap langit. Ada Eqy yang mengungkapkan bahwa malam bagi dia adalah nightmare. Dan malam yang bera
Itulah mengapa kami ingin merebut malam, membuang rasa takut akan malam, mengubah stigma malam yang negatif bagi perempuan, dan memunculkan keberanian bahwa malam hari itu aman juga bagi kami perempuan untuk beraktivitas dan berkreativitas di malam hari.
Kegiatan Reclaim the Night ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Perempuan Sedunia, setelah siangnya ada aksi massa long march dengan rute Bundaran Patung Kuda di Medan Merdeka Barat menuju depan Istana Negara di Medan Merdeka Utara oleh berbagai kelompok perempuan dan buruh.
Reclaim the Night, 8 Maret 2016 - konde.co |
Kegiatan tetap berlanjut, sebagian peserta berdiskusi berbagi cerita dan sebagian lain bermain dan bersendagurau. Tuturan singkat tentang sejarah gerakan perempuan dari Dolorosa Sinaga dan Yayak Yatmaka menutup kegiatan Reclaim the Night.
"Kita sudah merebut malam ini dan merayakannya dengan puisi, nyanyian, cerita, permainan dan pengetahuan," tutur Evy sembari menutup kegiatan Reclaim the Night.
Mari kita rebut kembali malam-malam berikutnya dengan diskusi dan berbagi pengetahuan yang lain.
Post a Comment