Air, Kebutuhan Personal Perempuan
Luviana – www.konde.co
Konde.co, Jakarta – Bagaimana jika tidak ada air di sekitar kita?. Kita tak akan bisa minum, makan, mencuci maupun mandi. Air memang merupakan akses penting bagi hidup.
Perempuan dan anak-anak seharusnya mendapatkan keadilan atas air. Tanggal 22 Maret kemarin, seluruh dunia memperingati hari air sedunia. Untuk tahun ini tema tahunannya adalah: water and job. Sejumlah aktivis perempuan menyatakan bahwa air merupakan sumber hidup bagi ibu dan anak-anak perempuan.
Namun tak semua perempuan dan anak-anak di dunia bisa dengan mudah mengakses air. Di negara-negara Afrika misalnya, tanggungjawab untuk mencari air setiap harinya dibebankan pada anak-anak perempuan. Sanitasi yang buruk adalah harga terberat yang harus mereka bayar, karena di wilayah Afrika, tak semua penduduk bisa menikmati air bersih. Para perempuan dan anak-anak tiap hari harus mengambil air bersih, berjalan jauh dan membawa beban berat tersebut. Alibatnya banyak anak-anak yang tak punya kesempatan untuk belajar maupun bermain.
Dalam situsnya, Unicef (The United Nations Children's Emergency Fund) menyebutkan bahwa di sebagian besar negara-negara di dunia, perempuan dan anak perempuan secara tradisional bertanggung jawab untuk pasokan domestik air dan sanitasi, dan memelihara lingkungan rumah agar selalu higienis.
Maka tak heran jika perempuan selalu terlibat langsung dalam perencanaan dan pengelolaan pasokan air dan program sanitasi di rumah mereka. Namun yang membuat miris adalah, tak semua perempuan dan anak perempuan bisa menikmati akses ini.
Tidak mempunyai akses kamar mandi juga merupakan sesuatu yang berat bagi perempuan, karena umumnya jika ada rumah tangga yang tidak mempunyai kamar mandi, mereka harus pergi ke kamar mandi yang agak jauh letaknya. Pergi di malam hari untuk mengakses kamar mandi ini seringkali rawan bagi perempuan karena adanya pelecehan seksual. Belum lagi jika mereka harus terlalu lama mengantri di kamar mandi, bisa menimbulkan penyakit lainnya.
Sejumlah data Unicef juga menunjukkan bahwa saat ini ada sekitar 44 juta perempuan hamil yang terkena penyakit karena cacing tambang akibat tidak mendapatkan akses air bersih. Hal ini merupakan beban bagi perempuan dan bayi di dalam kandungannya.
Maka penting bagi perempuan dan anak-anak untuk mendapatkan akses air bersih yang mudah, jadi mereka tak harus menunda buang air misalnya. Ibu hamil juga harus mendapatkan air yang cukup bersih karena ini penting bagi kesehatannya dan bayi yang ada dalam kandungannya. Adanya air di rumah juga akan mengurangi beban pskikologis bagi perempuan dan anak-anak perempuan. Ketika mengalami menstruasi misalnya, anak-anak perempuan membutuhkan sangat banyak air.
Maka penting, untuk berjuang atas air bagi perempuan dan anak-anak perempuannya, karena ini adalah hak bagi perempuan untuk memenuhi kebutuhan personalnya.
(Sumber dan Foto: Unicef dan Water.org)
Konde.co, Jakarta – Bagaimana jika tidak ada air di sekitar kita?. Kita tak akan bisa minum, makan, mencuci maupun mandi. Air memang merupakan akses penting bagi hidup.
Perempuan dan anak-anak seharusnya mendapatkan keadilan atas air. Tanggal 22 Maret kemarin, seluruh dunia memperingati hari air sedunia. Untuk tahun ini tema tahunannya adalah: water and job. Sejumlah aktivis perempuan menyatakan bahwa air merupakan sumber hidup bagi ibu dan anak-anak perempuan.
Namun tak semua perempuan dan anak-anak di dunia bisa dengan mudah mengakses air. Di negara-negara Afrika misalnya, tanggungjawab untuk mencari air setiap harinya dibebankan pada anak-anak perempuan. Sanitasi yang buruk adalah harga terberat yang harus mereka bayar, karena di wilayah Afrika, tak semua penduduk bisa menikmati air bersih. Para perempuan dan anak-anak tiap hari harus mengambil air bersih, berjalan jauh dan membawa beban berat tersebut. Alibatnya banyak anak-anak yang tak punya kesempatan untuk belajar maupun bermain.
Dalam situsnya, Unicef (The United Nations Children's Emergency Fund) menyebutkan bahwa di sebagian besar negara-negara di dunia, perempuan dan anak perempuan secara tradisional bertanggung jawab untuk pasokan domestik air dan sanitasi, dan memelihara lingkungan rumah agar selalu higienis.
Maka tak heran jika perempuan selalu terlibat langsung dalam perencanaan dan pengelolaan pasokan air dan program sanitasi di rumah mereka. Namun yang membuat miris adalah, tak semua perempuan dan anak perempuan bisa menikmati akses ini.
Tidak mempunyai akses kamar mandi juga merupakan sesuatu yang berat bagi perempuan, karena umumnya jika ada rumah tangga yang tidak mempunyai kamar mandi, mereka harus pergi ke kamar mandi yang agak jauh letaknya. Pergi di malam hari untuk mengakses kamar mandi ini seringkali rawan bagi perempuan karena adanya pelecehan seksual. Belum lagi jika mereka harus terlalu lama mengantri di kamar mandi, bisa menimbulkan penyakit lainnya.
Sejumlah data Unicef juga menunjukkan bahwa saat ini ada sekitar 44 juta perempuan hamil yang terkena penyakit karena cacing tambang akibat tidak mendapatkan akses air bersih. Hal ini merupakan beban bagi perempuan dan bayi di dalam kandungannya.
Maka penting bagi perempuan dan anak-anak untuk mendapatkan akses air bersih yang mudah, jadi mereka tak harus menunda buang air misalnya. Ibu hamil juga harus mendapatkan air yang cukup bersih karena ini penting bagi kesehatannya dan bayi yang ada dalam kandungannya. Adanya air di rumah juga akan mengurangi beban pskikologis bagi perempuan dan anak-anak perempuan. Ketika mengalami menstruasi misalnya, anak-anak perempuan membutuhkan sangat banyak air.
Maka penting, untuk berjuang atas air bagi perempuan dan anak-anak perempuannya, karena ini adalah hak bagi perempuan untuk memenuhi kebutuhan personalnya.
(Sumber dan Foto: Unicef dan Water.org)
Post a Comment