Para Ibu Jatuh Tersungkur, #TagihJokowi
Luviana –www.konde.co
Konde.co, Jakarta – Eni Rochayati, Siti Komariyah dan Sumarti tentu tak habis pikir. Para ibu ini datang ke istana pada Rabu (24/03/2016) untuk menagih janji Jokowi agar rumah-rumah mereka di kampung miskin di Jakarta tak tergusur, namun apa yang terjadi?. Mereka didorong polisi hingga jatuh tersungkur. Bahkan Sumarti kesulitan untuk berjalan setelah mendapat perlakuan ini. Tak terima diperlakukan buruk, para ibu kemudian melaporkan polisi tersebut ke Polda Metro Jaya.
Aksi tagih janji Jokowi hari ini kembali menimbulkan kericuhan ketika seorang polisi yang diketahui bernama Sadiyono yang sedang berjaga-jaga di jalan Veteran, Jakarta yang tak jauh dari istana datang dan menghalang-halangi para ibu yang akan melakukan aksi.
Para ibu kemudian menyeberang jalan untuk mendekati istana melalui pintu sebelah barat Monas. Namun ketika baru sampe di taman di depan istana, tiba-tiba seorang polisi bernama Sadiyono berlari kencang dan menabrak Eni Rochayati, Siti Komariyah dan Sumarti hingga jatuh tersungkur.
Urban Poor Consortium, salah satu organisasi yang melakukan aksi tersebut menyatakan bahwa ini adalah bentuk kesengajaan dari polisi untuk menghentikan aksi para ibu.
“3 oang ibu jatuh tersungkur dan 1 ibu kesakitan dan kesulitan untuk berjalan. Ketika kita memprotes kekerasaan ini, Sadiyono berdalih, katanya tidak sengaja melakukan ini,” ujar Gugun Muhammad, divisi advokasi UPC.
Atas kejadian tersebut maka mereka kemudian melaporkan kekerasan ini ke Polda metro Jaya. Pelaporan dilakukan agar sadiyono ditindak sesuai hukum yang berlaku.
Salah satu ibu, Eny Rochayati yang melaporkan Sadiyono ke Polda Metro Jaya. Dalam laporannya Eni menyatakan bahwa kericuhan tersebut dilakukan ketika Sadiyono datang dan mendorong para ibu sehingga menyebabkan Sumarti sakit dan sulit berjalan.
Aksi #tagihjokowi hingga hari ini sudah dilakukan selama 10 hari. Aksi menagih janji dari warga kampung-kampung di Jakarta ini tergabung dalam organisasi Rakyat Miskin Kota (JRMK) Jakarta, Serikat Becak Jakarta (Sebaja), Kelompok Pedagang Kaki Lima Jakarta dan Urban Poor Consortium (UPC). Mereka menuntut Jokowi agar memenuhi janjinya untuk tidak menggusur masyarakat, dan menyebabkan banyak terjadinya penggarukan becak.
Jokowi pernah mengikatkan janji kepada rakyat miskin kota Jakarta ini melalui tandatangan kontrak politik. Kontrak politik ini dilakukan di hadapan ratusan rakyat miskin kota. Ketika itu Jokowi sedang mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012 dan ketika mencalokan diri menjadi Presiden di tahun 2014. Namun hingga kini, janji ini tak juga dipenuhi. Mereka akan terus melakukan aksi di istana setiap hari
(Foto: Gugun Muhammad/ UPC)
Konde.co, Jakarta – Eni Rochayati, Siti Komariyah dan Sumarti tentu tak habis pikir. Para ibu ini datang ke istana pada Rabu (24/03/2016) untuk menagih janji Jokowi agar rumah-rumah mereka di kampung miskin di Jakarta tak tergusur, namun apa yang terjadi?. Mereka didorong polisi hingga jatuh tersungkur. Bahkan Sumarti kesulitan untuk berjalan setelah mendapat perlakuan ini. Tak terima diperlakukan buruk, para ibu kemudian melaporkan polisi tersebut ke Polda Metro Jaya.
Aksi tagih janji Jokowi hari ini kembali menimbulkan kericuhan ketika seorang polisi yang diketahui bernama Sadiyono yang sedang berjaga-jaga di jalan Veteran, Jakarta yang tak jauh dari istana datang dan menghalang-halangi para ibu yang akan melakukan aksi.
Para ibu kemudian menyeberang jalan untuk mendekati istana melalui pintu sebelah barat Monas. Namun ketika baru sampe di taman di depan istana, tiba-tiba seorang polisi bernama Sadiyono berlari kencang dan menabrak Eni Rochayati, Siti Komariyah dan Sumarti hingga jatuh tersungkur.
Urban Poor Consortium, salah satu organisasi yang melakukan aksi tersebut menyatakan bahwa ini adalah bentuk kesengajaan dari polisi untuk menghentikan aksi para ibu.
“3 oang ibu jatuh tersungkur dan 1 ibu kesakitan dan kesulitan untuk berjalan. Ketika kita memprotes kekerasaan ini, Sadiyono berdalih, katanya tidak sengaja melakukan ini,” ujar Gugun Muhammad, divisi advokasi UPC.
Atas kejadian tersebut maka mereka kemudian melaporkan kekerasan ini ke Polda metro Jaya. Pelaporan dilakukan agar sadiyono ditindak sesuai hukum yang berlaku.
Salah satu ibu, Eny Rochayati yang melaporkan Sadiyono ke Polda Metro Jaya. Dalam laporannya Eni menyatakan bahwa kericuhan tersebut dilakukan ketika Sadiyono datang dan mendorong para ibu sehingga menyebabkan Sumarti sakit dan sulit berjalan.
Aksi #tagihjokowi hingga hari ini sudah dilakukan selama 10 hari. Aksi menagih janji dari warga kampung-kampung di Jakarta ini tergabung dalam organisasi Rakyat Miskin Kota (JRMK) Jakarta, Serikat Becak Jakarta (Sebaja), Kelompok Pedagang Kaki Lima Jakarta dan Urban Poor Consortium (UPC). Mereka menuntut Jokowi agar memenuhi janjinya untuk tidak menggusur masyarakat, dan menyebabkan banyak terjadinya penggarukan becak.
Jokowi pernah mengikatkan janji kepada rakyat miskin kota Jakarta ini melalui tandatangan kontrak politik. Kontrak politik ini dilakukan di hadapan ratusan rakyat miskin kota. Ketika itu Jokowi sedang mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012 dan ketika mencalokan diri menjadi Presiden di tahun 2014. Namun hingga kini, janji ini tak juga dipenuhi. Mereka akan terus melakukan aksi di istana setiap hari
(Foto: Gugun Muhammad/ UPC)
Post a Comment