Tagar #Tubuh Kami
Luviana – www.konde.co
Konde.co, Jakarta – Tubuh perempuan.
Kami menggunakan tubuh kami, bagian-bagian tubuh kami untuk menolak reklamasi .
Solidaritas Perempuan menggunakan tubuh-tubuh untuk melakukan penolakan terhadap proyek-proyek reklamasi yang dibuat oleh para pengusaha dan pemerintah. Proyek ini sarat akan kepentingan pengusaha dan pemerintah, demikian ungkap Puspa Dewy, Ketua Badan Eksekutif Nasional (BEN) Solidaritas Perempuan.
Banyak aksi yang telah mereka lakukan, dari turun ke jalan, mendatangi pemerintah hingga menggugat ke pengadilan. Reklamasi ini terjadi dari Teluk Benoa, Teluk Jakarta, Sulawesi Selatan, Pantai Barat Makassar, Sulawesi Tengah.
Situasi perempuan tidak pernah diperhitungkan dalam berbagai kebijakan dan program terkait pengelolaan pesisir. Termasuk soal reklamasi, tidak pernah ada data terpilah gender dan kajian dampak spesifik yang berbeda terhadap perempuan yang dilakukan oleh pemerintah. Dan perempuan nelayan adalah kelompok yang paling dirugikan. Pesisir dan laut mereka diambil untuk proyek-proyek besar ini.
Dan ini saatnya, kami menggunakan tubuh kami untuk melakukan penolakan.
Jari kami menolak reklamasi.
Tangan kami menolak reklamasi.
Kaki kami dan seluruh bagian tubuh kami.
Donna Swita dari Solidaritas Perempuan menyatakan, kampanye menggunakan tubuh ini digagas Solidaritas Perempuan untuk menggalang dukungan 1.000 Potret Perempuan Tolak Reklamasi di seluruh Indonesia
Ekspresikan penolakanmu, publikasikan di akun sosmedmu, gunakan tagar #PerempuanTolakReklamasi mention/tag ke akun twitter @Soliper_SP, akun facebook Kata Perempuan dan Instagram @SolidaritasPerempuan. Mari bergabung kawan!!
Kami menghadirkan potret-potret tubuh perempuan menolak reklamasi. Berikut penolakan-penolakan itu. Tagari Kami:
(Foto-foto: Solidaritas Perempuan)
Konde.co, Jakarta – Tubuh perempuan.
Kami menggunakan tubuh kami, bagian-bagian tubuh kami untuk menolak reklamasi .
Solidaritas Perempuan menggunakan tubuh-tubuh untuk melakukan penolakan terhadap proyek-proyek reklamasi yang dibuat oleh para pengusaha dan pemerintah. Proyek ini sarat akan kepentingan pengusaha dan pemerintah, demikian ungkap Puspa Dewy, Ketua Badan Eksekutif Nasional (BEN) Solidaritas Perempuan.
Banyak aksi yang telah mereka lakukan, dari turun ke jalan, mendatangi pemerintah hingga menggugat ke pengadilan. Reklamasi ini terjadi dari Teluk Benoa, Teluk Jakarta, Sulawesi Selatan, Pantai Barat Makassar, Sulawesi Tengah.
Situasi perempuan tidak pernah diperhitungkan dalam berbagai kebijakan dan program terkait pengelolaan pesisir. Termasuk soal reklamasi, tidak pernah ada data terpilah gender dan kajian dampak spesifik yang berbeda terhadap perempuan yang dilakukan oleh pemerintah. Dan perempuan nelayan adalah kelompok yang paling dirugikan. Pesisir dan laut mereka diambil untuk proyek-proyek besar ini.
Dan ini saatnya, kami menggunakan tubuh kami untuk melakukan penolakan.
Jari kami menolak reklamasi.
Tangan kami menolak reklamasi.
Kaki kami dan seluruh bagian tubuh kami.
Donna Swita dari Solidaritas Perempuan menyatakan, kampanye menggunakan tubuh ini digagas Solidaritas Perempuan untuk menggalang dukungan 1.000 Potret Perempuan Tolak Reklamasi di seluruh Indonesia
Ekspresikan penolakanmu, publikasikan di akun sosmedmu, gunakan tagar #PerempuanTolakReklamasi mention/tag ke akun twitter @Soliper_SP, akun facebook Kata Perempuan dan Instagram @SolidaritasPerempuan. Mari bergabung kawan!!
Kami menghadirkan potret-potret tubuh perempuan menolak reklamasi. Berikut penolakan-penolakan itu. Tagari Kami:
(Foto-foto: Solidaritas Perempuan)
Post a Comment