Header Ads

Perempuan dan Perayaan Imlek

Poedjiati Tan - www.konde.co 

Waktu saya kecil Tahun Baru Imlek adalah hari yang selalu saya tunggu-tunggu. Hari imlek adalah hari yang menyenangkan bagi saya, selain memakai baju baru dan mendapatkan angpao, juga dimana semua keluarga besar berkumpul. Semua saudara yang berada di luar kota akan datang. Malam Tahun Baru kami selalu makan besar di rumah kakek saya. Menu yang disajikan ada kerang, ayam, babi, daging sapi, ikan laut. Saya masih ingat kata nenek saya makan kerang yang banyak biar besok dapat angpau banyak. Semua masakan memilik arti masing-masing, dan semuanya dimasak sendiri oleh nenek dan Tante saya. Tidak ada satu masakanpun yang dibeli di restoran.

Waktu kecil saya tidak ikut merasakan kerepotan itu semua. Ketika dewasa saya mulai menyadari kerepotan perayaan Tahun Baru Imlek dimulai dua minggu sebelum perayaan dimulai. Kami harus membersihkan rumah, mengecat, memperbaiki semua kerusakan, menghias rumah dan lain-lain. Setelah itu kami mulai mempersiapkan untuk sembayang kepada leluhur, membeli perlengkapan sembayang, menyiapkan angpo yang akan dibagikan,dan juga tentunya pakaian baru untuk seluruh keluarga. Dahulu semua kue untuk Sembayang leluhur harus dibuat sendiri, seperti bakpo, kue mangkok, kue thok dan tentunya kue ranjang. Tetapi sekarang semua bisa dibeli langsung di pasar. Sembayang kepada leluhur yang telah meninggal biasanya dilakukan satu hari atau dua hari sebelum Tahun baru Imlek. Di keluarga kami sembayang leluhur dilakukan dua hari sebelum Tahun Baru Imlek sebab kami juga harus mempersiapkan pesta malam Tahun Baru Imlek.

Semua persiapan Tahun Baru Imlek dilakukan oleh para perempuan. Mereka melakukannya bersama-sama, Jaman dahulu keluarga besar selalu tinggal satu atap atau satu rumah besar. Seperti keluarga kakek buyut saya, Rumah besarnya dihuni oleh delapan Kepala Keluarga. Ketika makan bersama selalu ada tiga meja besar dan para perempuan yang menyiapkannya bersama-sama. Ketika persiapan perayaan juga ada beberapa mitos yang pantang dilakukan oleh perempuan. Misalnya ketika membuat bakpao, para perempuan tidak boleh dalam keadaan sedang mens karena itu akan membuat bakpo menjadi bantat. Pernah terjadi sepupu yang mulai beranjak dewasa ikut membantu mengaduk adonan dan ketika itu dia mulai mens pertama dan semua bakpo yang dia kerjakan menjadi bantat.    
 
Perayaan Tahun Baru Imlek tidak jauh berbeda dengan Hari raya Idul Fitri, dan memang perempuan yang paling repot dalam mempersiapkan semuanya. Ketika Tahun Baru Imlek para perempuan juga harus menjaga agar anak-anak yang masih kecil atau bayi tidak menangis pada hari itu karena akan membuat kesialan sepanjang Tahun. Menjaga rumah agar tetap bersih karena kami tidak boleh menyapu atau membersihkan rumah selama tiga hari. Konon katanya kalau menyapu sama halnya dengan menyapu rejeki keluar rumah. Bila terjadi sesuatu yang menyebabkan kotor maka akan disapu masuk kedalam rumah dan nanti hari ketiga setelah perayaan baru akan dibuang keluar.

Meskipun banyak kerepotan yang harus dilakukan, kami, semua para perempuan melakukannya dengan suka cita. Sebab kami percaya bahwa bila melakukannya dengan kegembiraan maka tahun mendatang akan diberikan keberuntungan, rejeki, kesehatan dan kebahagian bagi seluruh keluarga. Itu sebabnya kenapa ucapan selamat Tahun Baru Imlek :

恭喜發財, 新年快樂 , 祝你身體健康, 全家幸福, 萬事如意 , 愿天父 保佑你

Gong Xi Fa Cai! Xin Nian Kuai Le.Zhù Ni Shenti Jiànkäng, Quanjiä Xingfu,Wànshì Ruyì, Yuan Tian Fu baoyou ni  Yang artinya Selamat Tahun Baru, semoga diberikan kesehatan yang baik, kebahagian dan keberuntungan buat kelarga dan selalu diberkati.

(Foto: Koleksi Pribadi Anita Andong Vivi dan Jo Yohanna Wardhani)  

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.