Lawan (Untuk Buruh Perempuan)
*Lanangjagad – www.konde.co
Ini adalah sebuah puisi yang saya tulis bagi buruh-buruh perempuan pabrik garmen yang bekerja di Jakarta. Mereka bekerja dari pagi, menjahit, memasang kancing, menghilangkan benang-benang kecil yang terselip diantara kain jahitan. Pekerjaan ini mereka lakukan hingga matahari tenggelam. Dari jam 8 pagi hingga 6 sore. Menitipkan anak-anak mereka di pagi hari setelah selesai memasak dan membersihkan seluruh rumah.
Sampai di rumah di sore hari, kembali mengurus pekerjaan rumah tangga hingga anak-anak mereka tertidur. Betapa jerih payah mereka tak terhitung harganya. Menghidupkan roda rumah, hingga menghidupkan mesin-mesin di pabrik. Tak terbilang apa yang dilakukannya untuk anak-anak mereka, dan untuk negeri yang tak berpihak pada mereka.
Ini adalah puisi berjudul “Lawan” untuk para buruh perempuan yang berani membuat perubahan:
“Lawan”
Rasa takut masih saja menghantuiku
Sampai kapan rasa takut ini akan berakhir
Aku ingin bebas dari rantai tanganmu
Tapi aku tak sanggup melawan semuanya
Sebut namaku Mawar
Tiap hari aku harus bangun pagi
Walaupun mataku masih terasa mengantuk
Aku selalu melawan rasa kantukku
Kerja sebagai buruh sangat menyita waktuku
Matahari muncul aku harus bergegas berjalan kaki
Menuju tempat kerjaku
Tidak peduli dengan kanan kiriku
Pikiranku hanya kerjaan
Entah kenapa tiba-tiba aku berpikir
Aku harus merubah semua ini
Hanya dengan satu cara
Berani melawan, perubahan pasti ada
(Foto: bantuanhukum.or.id)
*Lanangjagad, adalah aktivis buruh di Federasi Buruh Lintas Pabrik (FBLP) dan Penyiar radio komunitas buruh Marsinah FM di Jakarta. Puisi-puisinya sering ia bawakan untuk mengisi acara di Marsinah FM.
Post a Comment