Perempuan Bergerak, Mengurus Limbah
Luviana - www.konde.co
Maros, Konde.co - Perempuan membangun kesehatan masyarakat melalui promosi sanitasi. Itulah kalimat yang menggambarkan besarnya kiprah perempuan dalam mensukseskan berbagai program pembangunan sanitasi khususnya air limbah.
Dalam banyak contoh, perempuan cenderung lebih responsif terhadap persoalan kebersihan, baik di dalam rumah tangga maupun lingkungan sekitar. Peran perempuan dalam bergotong royong bersama anggota masyarakat lainnya untuk melaksanakan kegiatan sanitasi dalam program kesehatan lingkungan dan masyarakat sangat signifikan.
Melalui berbagai upaya membangun sanitasi, lingkungan yang bersih dan masyarakat yang sehat diharapkan dapat tercapai. Namun demikian, pemahaman tentang hidup bersih belum sepenuhnya tertanam dan diterapkan oleh sebagian anggota masyarakat. Karena itu, penyadaran melalui pembinaan dan penyuluhan untuk mengubah pola pikir dan perilaku hidup bersih masih perlu digencarkan.
Di Indonesia, kita punya beberapa kisah inspiratif tentang perempuan-perempuan tangguh yang
berjuang membangun kesehatan masyarakat melalui program pengelolaan air limbah. Tantangan yang mereka hadapi, terutama secara internal dari unit masing-masing maupun eksternal dalam bentuk sentimen yang kurang kondusif terhadap kepemimpinan perempuan, menjadi warna tersendiri dalam upaya mereka memajukan sanitasi kota.
Kisah ini diambil dari para mitra Hibah Infrastruktur Australia-Indonesia untuk Sanitasi (Australia-
Indonesia Infrastructure Grants for Sanitation atau sAIIG). SAIIG adalah program berbasis output yang mendukung pembangunan skema saluran air limbah skala kecil dan pangkalan transfer limbah padat di tingkat pemerintah daerah.
Asmawaty, Perempuan Mengurus Tinja
Inisiatif menarik lainnya terjadi di di Kabupaten Maros.Adalah Asmawaty, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Pembuangan Air Limbah (UPTD PAL) dan juga Ketua Tim Promosi Sanitasi (Sanrima) Kabupaten Maros, yang mempromosikan program sanitasi melalui cara unik.
Ia mengelola tinja dan kotoran lainnya dengan cara menambah pompa. Pompa-pompa ini gunanya untuk menyedot tinja. Asmawaty juga melakukan modifikasi truk-truk sampah yang ada dan menambah tendon (yang akan digunakan sebagai tempat pengumpul tinja). Ia juga menambahkan pompa agar bisa berfungsi sebagai truk penyedot tinja. Dengan cara ini maka pembuangan tinja masyarakat menjadi lancar dan memenuhi standar sebelum tinja dibuang ke badan air.
Di bawah kepemimpinan Asmawaty, UPTD Maros menggunakan kuisioner untuk mengetahui pemahaman masyarakat sekaligus mempromosikannya. Agar masyarakat mau mengisi kuisioner dengan sungguh-sungguh,mereka memberikan sebuah sikat gigi untuk setiap orang yang telah mengisi kuisioner sebagai penghargaan. Terbukti hal ini menjadikan masyarakat antusias mengisi kuisioner dan staf UPTD dikenal luas dengan julukan “Sales IPAL”.
Pertanyaan seperti,“Mengapa Ibu mau-maunya mengurus kotoran, sudah sering saya terima. Namun karena saya merasa tugas yang saya emban ini adalah amanah, saya menjalankan dengan tulus. Pertanyaan tadi saya anggap sebagai cambuk penyemangat agar saya bekerja lebih giat lagi,” jelasnya.
UPTD Maros juga sudah melakukan kerjasama dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium untuk mengecek cairan limbah (effluent) agar memenuhi standar sebelum dibuang ke badan air.
(Sumber: Indonesia Infrastructure Initiative)
Post a Comment