Header Ads

Perempuan itu Bernama Minten


*Gadis Merah- www.Konde.co

Minten,
Sosok buruh perempuan tinggi semampai,
Sedikit ada ceria diwajahnya setelah beberapa hari lalu ia menerima uang cuti hamilnya, tanpa harus mengundurkan diri.
Minten bisa bersikukuh, Serikat pekerjanya pun bersikukuh,
Minten bermental baja,
Berkali personalia sodorkan surat pengunduran diri, dengan jurus silat lidah ketekuk-tekuk,
Berkali itu juga Minten menolak dengan lembutnya, dengan senyum polosnya, dengan gigi mringisnya,
Hingga akhirnya personalia menyerah,
Bosnya yang Korea itu juga menyerah.

Ya, Minten akhirnya kembali bekerja, kembali menjahit bobok kantong, pasang kantong.
Minten menjadi lebih percaya diri, ternyata benar yang dia pikirkan.

Serikatnya tak membiarkan ia berjuang sendiri.
Keteguhan hatinya, keteguhan serikatnya, adalah kunci dan amunisi untuk menatap hari esok.

Sore itu,
Minten pulang kerja dengan bangga,
Sedikit jingkrak-jingkrak, kakinya mengarah keluar pintu gerbang kawasan industri,
Dia sapa teman kerja yang sama asem bau badan dengannya, keringat para buruh pabrik
" Minul, utangku ke kamu kukembalikan besok ya," dengan percaya diri dan senyum polosnya.
Tak lupa ia samperin Om Boltak yang kemarin meminjamkan uang untuk Minten melahirkan,
"Om, hari Selasa habis tahun baru, utangku ku kembalikan ya," begitu Minten berseru, sembari terus berlalu menuju rumah tetangga tempat sang buah hati di asuh tetangga.

Minten,
Ia menghitung bolak balik uang dalam genggaman,
Tak yakin dengan hasil yang dia hitung,
Mulutnya komat kamit sambil mengingat,
Kepada siapa lagi Minten musti bayar hutang.

Adalah sahabat karib Minten,
Sama-sama bekerja di pabrik, di bagian yang sama yaitu menjahit,
Bertahun menjadi sahabat di satu Line,
Ia yang sering meminjamkan uang kepada Minten.

Namun,
Satu juta yang Minten pinjam,
Menjadi tiga juta karena tak sanggup bayar pokok.
Setiap bulannya Minten hanya sanggup bayar bunganya tiga ratus ribu.

Kali ini,
Yang tiga juta berbunga menjadi empat juta delapan ratus ribu,
Begitu Minten dapat uang cuti melahirkan,
Sahabatnya mendesak Minten untuk segera bayar utang, dengan muka garang sok kuasa, karena merasa berjasa.

Minten,
Adalah satu potret buruh perempuan di Kantor Berikat Nusantara (KBN) Cakung,
Tak cukupkah target jahitan menggerogoti badanmu?
Tak cukupkah hak atas keringatmu dirampas oleh sesamamu?
Penderitaan mana yang dusta?

Minten,
Kuat-kuatlah dirimu,
Bernafas panjanglah dirimu,
Perjuangan ini teramat panjang dan berliku.

Jakarta, di penghujung tahun 2017.


(Foto/Ilustrasi: Pixabay)

*Di tulis oleh Gadis Merah, aktivis buruh, sebagai penghormatan pada buruh perempuan yang terus berlawan

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.